Pekan Ini, Harga Sejumlah Komoditas di Pasar Rangkasbitung Cenderung Turun

Chanel Banten, Lebak – Harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok (Sembako) di Pasar Rangkasbitung dalam sepekan ini menunjukan tren penurunan. Sebelumnya harga komoditas sempat mengalami lonjakan.

Dikutip dari laman website disperidag.lebakkab.go.id, laman resmi Dinas perindustrian perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, pada Kamis 28 Februari 2024, rata-rata tren harga sejumlah komoditas per 21 Februari 2024, terpantau mengalami penurunan. Untuk harga beras KW l misalnya, sebelumnya Rp 15.500 turun menjadi Rp 15.000 per kilogram, dengan fluktuasi penurunan sekitar 3,33 persen. Untuk beras KW ll, sebelumnya Rp 15.000 turun menjadi Rp 14.600. Sedangkan untuk beras KW lll, sebelumnya Rp 15.800 turun menjadi Rp 13.000 per kilogram.

Baca juga: Rumah dan Tempat Usaha Sablon Ambruk, Satu Keluarga di Lebak Kehilangan Mata Pencaharian 

Untuk harga komoditas lainnya, gula pasir misalnya terpantau stabil Rp 17.000 per kilogram. Hal yang sama juga terpantau untuk harga minyak goreng kemasan merk Bimoli Refill, stabil dengan harga Rp 17.000 per liter. Harga komoditas lainnya juga relatif stabil dan cenderung mengalami tren penurunan.

Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Lebak, Yani mengatakan, pemerintah daerah dengan Satgas Pangan serta Perum Bulog Lebak-Pandeglang mengoptimalkan pasar murah untuk mengendalikan harga beras di pasaran.

Dalam operasi pasar murah itu dilakukan di 28 kecamatan dengan menjual  beras harga eceran tertinggi (HET) Rp10.900/kilogram.

Baca juga: Kabar Baik, Warga Huntara di Lebak Segera Direlokasi 

“Benar, tren harga sejumlah komoditas mengalami penurunan. Misalnya harga beras, di pekan ini rata-rata Rp1.000 per kilogram di tingkat pengecer,” ujarnya.

Untuk beras medium KW 1 dijual Rp14.500 dari sebelumnya Rp15.500/kilogram, beras medium KW 2 dijual Rp13.500 dari Rp14.500/kilogram dan beras medium KW 3 dijual Rp13.000 dari sebelumnya Rp14.000/kilogram.

“Kami optimistis harga beras di pasaran bisa kembali normal, karena saat ini pasokan bahan pokok itu mulai melimpah dari hasil panen petani,” katanya. 

Reporter: Galuh Malpiana 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *