Tradisi Rajaban di Desa Banjarsari, Kearifan Lokal Menjaga Kerukunan 

Chanel Banten, Lebak – Warga Desa Banjarsari, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, melaksanakan tradisi Rajaban memperingati Isra Mi’raj. 

Acara Rajaban berlangsung di Majelis Taklim Nurul Huda Kampung Kaduranggon, Desa setempat, Minggu 11 Februari 2024. Acara diisi dengan ceramah keagamaan serta doa bersama.Rajaban serta Ruwahan dilaksanakan masyarakat, sebagai bentuk menjaga kerukunan serta ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat yang diberikan.

Kepala desa (Kades) Banjarsari, Tajul Arifin mengatakan, acara Rajaban merupakan tradisi kearifan lokal yang dilaksanakan masyarakat memperingati Isra Mi’raj. 

Acara Rajaban diisi dengan kegiatan ceramah keagamaan yang dihadiri seluruh tokoh agama serta masyarakat. Acara ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas segala limpahan nikmat yang diberikan Allah SWT.

“Rajaban juga sebagai bentuk kerukunan mempererat tali silaturahmi,” ujar Tajul Arifin.

Ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat serta panitia yang telah melaksanakan acara tersebut. Acara tersebut diharapkan terus dilakukan sebagai bentuk merawat tradisi dan kearifan lokal.

“Banyak nilai-nilai yang kita petik dalam acara Rajaban ini,” katanya.

Sementara melansir dari berbagai sumber, tradisi Rajaban digelar saat memperingati momen Isra Mi’raj. Tradisi ini berasal dari Kota Cirebon dan biasanya berbentuk makan-makan bersama. Tradisi Rajaban sudah berlangsung secara turun-temurun dan berasal dari kata Rajab, yaitu bulan kejadian Isra Mi’raj dalam kalender Islam.

Tradisi Rajaban biasanya dilaksanakan pada tanggal 27 bulan Rajab, yang merupakan tanggal yang diperkirakan sebagai hari terjadinya Isra Miraj. Isra dan Miraj adalah dua bagian dari perjalanan Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 1 dan surat An-Najm ayat 13-18. Isra artinya perjalanan di malam hari, sedangkan Miraj artinya naik.

Isra Miraj adalah perjalanan luar biasa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT.

Reporter: Muhammad Ubik
Editor: Galuh Malpiana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *