Membaca Nuansa Politis di Acara Bukber Polda Banten

Polda Banten melaksanakan acara buka puasa atau bukber bersama sejumlah elemen masyarakat. Acara berlangsung di Aula Serba Guna Mapolda Banten, Kamis 28 Maret 2024 lalu.

Namun, ada hal yang patut disorot dalam pertemuan itu, karena terkesan ada indikasi yang berbau nuansa politis. Penulis menduga acara itu adalah ajang merayakan kemenangan hasil Pemilu 2024, pasangan Capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Pilkada Lebak 2024: NasDem Lebak Kantongi Calon Kandidat Potensial, 7 Nama Dilirik

Meski tidak secara eksplisit acara itu sebagai perayaan kemenangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 2. Namun nuansa tak netral di lembaga negara itu tidak dapat disembunyikan.

Hipotesis jika acara itu merupakan bagian dari merayakan kemenangan Paslon nomor urut 2, bisa dilihat dari lampiran draf undangan. Hampir sebagian besar merupakan komunitas, relawan hingga timses pasalon nomor urut 2.

Hal yang disangkakan, acara dilaksanakan di Polda Banten, sehingga membuat publik bertanya-tanya soal netralitas Polri pada saat Pilkada 2024 lalu. 

Jika acara bukber dalam rangka mempererat silaturahmi tentu sangat baik. Hal itu tentu patut diapresiasi sebagai bentuk ikhtiar Polda Banten menciptakan harmonisasi dan menyatukan masyarakat Banten pasca Pemilu 2024. Namun masalahnya peserta banyak diikuti oleh lembaga dan masyarakat yang terapliliasi dengan Paslon nomor urut 2. 

Hal itu juga mengindikasikan lembaga penegak hukum atau Polri tidak netral dalam Pemilu 2024. Seharusnya Aparat Penegak Hukum (APH) salah satunya Polri tharus bersifat netral menjadi penengah di antara perbedaan pilihan di masyarakat, bukan malah condong dekat bahkan memobilisasi kemenangan salah satu paslon.

Baca juga: Pilkada Pandeglang 2024: Dimyati Restui Risya Naik Ring, Rizki Fokus di Senayan

Hal ini tentu menimbulkan skeptis dari publik. Jangan-jangan pada saat Pemilu 2024 lalu, Polri dari jajaran Polda Banten diduga membantu mobilisasi  kemenangan 02. 

Persoalan ini perlu menjadi ruang diskursus bagi kalangan aktivis mahasiswa dan masyarakat untuk menyatukan pandangan terkait hal tersebut. Jika dugaan tidak netral itu memang benar, tentu sebagai masyarakat yang peduli dengan demokrasi yang berjalan jujur dan adil harus bergerak. Ini demi kepentingan bersama agar iklim demokrasi di indonesia, khususnya di Banten dapat berjalan secara sehat.

Oleh: Noval Ardan
Penulis adalah aktivis muda warga Lebak

[Konten isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *