Chanel Banten – Salah satu kriteria kandidat calon yang jadi pertimbangan masyarakat untuk dipilih dalam Pilkada Lebak 2024, yaitu figur yang mampu menterjemahkan persoalan kondisi di daerahnya.
“Saya kira, figur kandidat yang tahu betul kondisi daerahnya, dan mampu menterjemahkan segudang kompleksitas yang dihadapi daerahnya. Maka itulah kandidat yang bakal memikat hati masyarakat pada Pilkada nanti,” ujar Iman Sampurna, salah seorang pengamat politik, sekaligus akademisi di Universitas Setia Budhi Rangkasbitung, Rabu 6 Maret 2024.
Baca juga: Nabil Jayabaya Digadang-gadang Calon Terkuat di Pilkada Lebak 2024
Menurutnya, kriteria calon kandidat harus yang memiliki integritas dan kredibilitas. Namun, jika ingin dilirik masyarakat atau pemilih, kandidat juga harus seorang figur yang memiliki data base mengenai persoalan-persoalan di daerahnya.
“Dengan modal itu, saya kira kandidat itu bisa menyerap dan menterjemahkan aspirasi masyarakatnya. Sehingga dia akan mampu menyelesaikan atau mencari solusi atas persoalan di daerahnya,” kata Iman Sempurna.
Kondisi Kabupaten Lebak, sambung dia, sangat berbeda dengan kabupaten/kota lain di Banten. Disamping geografis wilayahnya yang luas, Kabupaten Lebak juga memiliki karakteristik yang unik, sehingga memiliki tantangan yang cukup kompleks.
“Lebak ini merupakan wilayah dengan letak geografis yang cukup luas dengan kompleksitas persoalan yang dihadapinya. Jadi butuh figur yang benar-benar memiliki kompetensi kepemimpinan atau leadership yang kuat,” ujarnya.
Kandidat juga wajib hukumnya, seseorang yang memahami tentang kultur sosial, sosiologi hingga psikologis masyarakatnya. Jadi kata dia, putra asli daerah lah yang memiliki kriteria ideal sebagai kandidat itu.
“Jika kriteria itu dia miliki, maka figur itu dianggap mumpuni dalam konteks syarat atau kriteria,” katanya.
Miliki sikap leadership
Namun demikian, sambung dia, modal kemapanan leadership juga harus dibarengi dengan keberanian. Mengingat, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lebak masih cukup rendah, sehingga diperlukan figur yang out of the box.
“Kriteria lain kandidat pemimpin juga harus egaliter, karena masyarakat di Lebak ini masih kebanyakan kaum tradisional,” katanya.
Calon kandidat juga harus memahami historycal daerahnya. Sebab, meski secara geografis Lebak masuk dalam penyangga Ibu Kota DKI, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap dinamika masyarakat Lebak.
“Jadi perlu program-program yang bisa menjembatani agar Lebak sebagai daerah penyangga ibu Kota bisa merasakan efek dari modernisasi Ibu Kota itu sendiri,” ucapnya.
Hal itu menurut dia yang menjadi persoalan, dimana sebagai daerah penyangga ibu kota, tapi tidak merasakan dampaknya. Perlu diketahui, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lebak masih cukup rendah, padahal IPM menjadi ukuran yang sangat penting.
“Ini kan miris, maka wajib hukumnya kadidat calon kedepan yang mumpuni memahami betul daerahnya,” ujarnya.
Ciptakan agen ekonomi
Namun yang menjadi persoalannya, ketika modernisasi itu masuk, seorang pemimpin kedepan harus mampu mempersiapkan masyarakat yang terbuka dan dapat menerima perubahan.
Baca juga: Pemkab Lebak Gelontorkan Anggaran Hibah Rp 70 Miliar untuk Pilkada 2024
“Jadi Kabupaten Lebak ini harus benar-benar menjadi daerah penyangga Ibu Kota, tidak hanya sebatas menyiapkan pemukiman tapi juga lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Program-program yang harus disodorkan kepada masyarakat dari para kandidat, yaitu masalah pelayanan hak dasar masyarakat, seperti infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Jauh membicarakan pariabel yang lain, pariabel program pelayanan hak dasar masyarakat sangat penting.
“Karena pelayanan hal dasar itu merupakan amanat Undang-undang,” katanya.
Calon kandidat pemimpin kedepan juga harus mampu menjadikan masyarakat mandiri secara ekonomi dengan penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan menjadikan masyarakat sebagai agen ekonomi.
“Itu juga sangat penting sebagai penguatan ekonomi kerakyatan,” katanya.
Reporter: Galuh Malpiana