Pengamat Politik: Pilgub 2024, Dimyati Hadapi Rizki, Lawan Trah Rau, JB Diluar Ring

Chanel Banten, Pandeglang – Kontestasi Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, berlangsung, 27 November 2024. Mendekati perhelatan demokrasi beberapa bulan kedepan, 5 (lima) nama figur tokoh di Banten diprediksi bakal meramaikan bursa Pilkada.

Pada Pilgub 2024, Trah JB diprediksi tidak memilih potensi ikut bersaing dalam kontestasi. Arena pertarungan justru akan terbuka antara Trah Dimyati dan Trah Rau. Para figur itu, diisi tokoh politisi lama maupun baru, yang selama ini sudah sangat populer dan dikenal masyarakat.

Pengamat politik, akademisi Universitas Mathla’ul Anwar (MA), Syaid Ariyan mengatakan,.meski persiapan mesin politik partai belum dihidupkan, karena masih terkonsentrasi pada Pemilu dan Pileg, namun figur dan peta persiapan Pilgub sudah dipersiapkan. 

Baca juga: Gerakan Reduk Galang Tanda Tangan Petisi04 Dimulai, Puncak Muara Aksi Ke KPU Lebak

“Pilgub Banten tahun ini, kemungkinan akan diramaikan 5 figur. Selesai Pilpres dan Pileg, mesin partai pasti langsung dihidupkan,” kata Syaid Ariyan, Jumat 23 Februari 2024.

Ia mengatakan, kelima figur yang diprediksi akan meramaikan Pilgub, diantaranya Rizki Natakusumah, anggota DPR RI, Dimyati Natakusumah yang juga anggota DPRD RI sekaligus bapak dari Rizki Natakusumah. 

“Rizki adalah anak dari pasangan Dimyati Natakusumah politisi PKS dan Irna Narulita Bupati Pandeglang,” kata.

Ia mengatakan, Rizki Natakusumah, pada Pileg 2024 kembali mencalonkan diri di Daerah pemilihan (Dapil) Banten 1. Rizki sebabsk keterwakilan kader partai muda memiliki tingkat elektabilitas dan popularitas yang tinggi, sehingga berpotensi bisa maju di Pilgub Banten.

“Elektabilitas dan popularitasnya, terbukti pada Pileg 2024. Rizki mampu memikat hati rakyat memperoleh suara tertinggi di Dapil Banten 1, yaitu Pandeglang-Lebak,” katanya.

Persaingan anak dan bapak

Pada Pileg 2024, Rizki duel dalam persaingan merebutkan suara dengan Caleg DPR RI, Achmad Dimyati Natakusumah bapak kandungnya. Hebatnya, bapak dan anak itu memang dalam perolehan suara, sehingga berpotensi maju ke Senayan. 

“Jadi tidak hanya Rizki yang kemungkinan maju di Pilgub diusung partai Demokrat. Dimyati juga bisa jadi disiapkan PKS maju juga di Pilgub Banten, karena melihat hasil suara paling tinggi di internal Caleg PKS,” kata Said Ariyan.

Selain itu, analisa kemungkinan Dimyati maju dalam Pilgub Banten 2024. Karena Dimyati memiliki modal popularitas dan juga memiliki pengaruh politik dan massa pendukung yang militan di wilayah Banten, khususnya bagian selatan. 

“Jadi di Banten saya liat, figur yang masuk hitungan maju di Pilgub, mungkin tinggal Trah Dimyati dan Rau. Kalau Trah Mulyadi Jayabaya (JB) tidak masuk hitungan, jadi tidak memungkinkan bisa maju di Pilgub.” ujarnya.

“Kenapa Trah JB tidak masuk hitungan maju di Pilgub, karena pada Pileg 2024 ini tidak ada yang masuk urutan suara terbanyak untuk Caleg DPR RI,” katanya.

Enam figur bertarung 

Selain nama Dimyati dan Rizki, ada juga nama figur lainnya, seperti Rano Karno dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Airin Rachmi Diany dari Partai Golkar, dan Wahidin Halim dari Partai NasDem. 

Pilgub 2024 ini akan menjadi arena pertarungan 6 (enam) figur, antara lain pertarungan Airin Rachmi Diany, Dimyati Natakusumah, Rano Karno, Rizki Natakusumah. 

Baca juga: Rumah dan Tempat Usaha Sablon Ambruk, Satu Keluarga di Lebak Kehilangan Mata Pencaharian 

Keenam figur tersebut memiliki popularitas yang cukup dikenal masyarakat Banten. Modal itu menjadikan bahan kalkulasi partai politik memilih dari 6 figur mana yang layak dipinang dan menjadi saya tarik untuk dipilih masyarakat.

Kualifikasi figur yang dipasarkan ke publik tentu harus yang membawa based platform.menarik, seperti kesenjangan pembangunan utara selatan, dan pembentukan Provinsi Tangerang Raya. 

“Figur yang mampu meramu dua isu strategis itu, saya kira akan mendapatkan tempat dihati pemilih,” katanya.

Menurutnya, ada kemiripan Pilkada dengan Pilpres. Pemilih lebih menentukan pilihannya berdasarkan figur yang ditawarkan, bukan partai mana yang mengusung. 

“Jadi mesin partai bekerja belakangan setelah mengumumkan figur yang dicalonkan,” katanya.

Reporter: Galuh Malpiana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *