Chanel Banten – Masih ingat kasus Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Sargeni, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang digeruduk warga gara-gara soal ambulans, pada November 2023 silam.
Kasus itu cukup menyita perhatian publik, karena menyangkut pelayanan kesehatan sentral bagi masyarakat. Terlebih bisa memanfaatkan mobil ambulans gratis kerap diperssulit.
Warga di Cimarga saat itu bereaksi, karena geram dengan oknum Puskesmas yang tidak memperbolehkan menggunakan ambulans pada keluarga pasien yang sedang dalam kondisi kritis. Akibatnya pasien tersebut meninggal dunia.
Warga menuduh itu gara-gara ulah pihak oknum Puskesmas yang tak mau meminjami ambulans pada keluarga pasien, padahal pada saat itu sangat membutuhkan.
Baru-baru ini, kasus serupa juga kembali terjadi. Seorang pasien penyakit jantung Juha (44) terpaksa menggunakan mobil pickup ke Rumah Sakit (RS) Malingping. Kejadian itu viral di media sosial.
Sebelumya pihak keluarga sudah berupaya meminjam mobil ambulans ke pihak desa setempat. Namun, mobil ambulans itu malah dipinjam warga lain untuk keperluan hajatan.
Kasus sulitnya mendapatkan akses pelayanan mobil ambulans, khususnya yang gratis di Lebak mungkin bukan itu saja. Sebelumnya juga sudah kerap terjadi.
Hingga saat ini, belum didapat data pasti berapa jumlah mobil ambulans yang ada di Kabupaten Lebak, khususnya yang disediakan pemerintah daerah. Untuk memastikannya, penulis mencoba menelusuri laman dinkes.lebakkab.go.id, website resmi Dinas kesehatan (Dinkes) Lebak. Sayangnya tidak didapat informasi soal data jumlah ambulans.
Selain Puskesmas, pengadaan mobil ambulans juga bisa dilakukan oleh setiap pemerintah desa sebagaimana Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Nomor 22 tahun 2016 tentang penetapan prioritas pembangunan dana desa (DD) tahun 2017.
Di Kabupaten Lebak sendiri mungkin terdapat beberapa desa yang sudah memiliki mobil ambulans siaga desa. Hanya saja penulis belum mendapatkan data pasti jumlah desa yang sudah memiliki mobil ambulans tersebut.
Kasus sulitnya warga memanfaatkan mobil ambulans disaat genting tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Karena dari beberapa kasus, banyak oknum yang justru tidak memberikan layanan mobil ambulans kepada warga sebagai mana mestinya.
Timbulnya sikap oknum seperti itu, karena kurangnya kesadaran dan rasa empati pada masyarakat. Atau bahkan diduga karena memang ingin memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Puskesmas seharusnya menyediakan mobil ambulans secara gratis pada masyarakat. Bukan sebaliknya malah mempersulit atau bahkan mengkomersialkan ambulans pada masyarakat yang membutuhkan ambulans.
Semoga kedepan kasus sulitnya untuk menggunakan ambulans gratis tidak terjadi kembali. Para aparat pelayanan kesehatan seyogyanya harus memiliki nurani dan Ikhlas dalam melayani masyarakat.
Oleh: Galuh Malpiana
Penulis adalah Jurnalis warga Kabupaten Lebak