LEBAK – Sekelompok aktivis mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan (AMPP) berunjukrasa di depan Kantor Dinas pendidikan (Dindik) Lebak, pada Jumat 2 Mei 2025.
Mahasiswa menyoroti sejumlah persoalan dunia pendidikan di daerah itu, diantaranya soal infrastruktur sekolah uang buruk hingga penyimpangan program beasiswa.
“Pendidikan di Kabupaten Lebak sedang memasuki fase darurat,” ujar pengunjukrasa, Ridwan Maknunah dalam orasinya.
Ia mengatakan, saat ini di Kabupaten Lebak banyak sekolah dengan bangunan memperihatinkan dan bahkan nyaris roboh. Ada juga sekolah yang belum memiliki fasilitas dasar seperti toilet.
“Lebak juga defisit 4.698 guru, dengan ketergantungan tinggi pada guru honorer yang digaji tak manusiawi,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, Angka Putus Sekolah.(APS) masih tinggi mencapai 22.563 anak pada 2024. Ketimpangan Teknologi 166 sekolah berada di area blank spot internet.
Lebih parah lagi realisasi program beasiswa, seperti MIPA dan Kedokteran. Program yang seharusnya menjadi solusi justru menjadi sumber ketidakadilan baru.
“Ada indikasi kuat nepotisme dalam penyalurannya. Karena anak oknum pejabat lebih mudah mendapat akses dibanding masyarakat biasa yang benar-benar membutuhkan,” tandasnya.**
Karenanya, AMPP menuntut Perbaikan segera infrastruktur sekolah yang rusak, tingkatkan kesejahteraan guru honorer dan cegahan kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
“Penyaluran dana BOS dan program beasiswa harus transparan juga evaluasi menyeluruh sistem pendidikan daerah,” ucapnya.
Editor: Galuh Malpiana
Tidak ada komentar