Manusia dalam Kompleksitas Kebutuhan dan Kompetisi Hidup 

Chanel Banten Edukasi – Kebutuhan dasar manusia modern saat ini bukan lagi sebatas pangan pemenuhan nutrisi. Namun kebutuhan justru semakin berkembang dan kompleks.

Kompleksitas kebutuhan dasar hidup akan selalu dihadapi manusia. Karena manusia adalah mahluk berkesadaran dan eksistensial, sehingga kebutuhan bagi manusia akan terus berkembang seperti bilangan graham.

Baca juga: Ketum HMI Lebak, Embun: Kami Akan Awasi Gerak-gerik ASN tak Netral

Dalam Teori Maslow, kebutuhan menjadi alasan terbentuknya motivasi pada diri seorang individu untuk melakukan semua kegiatan yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhannya.

Sipat lahiriah bertahan hidup 

Kompleksitas pemenuhan kebutuhan hidup, menjadikan manusia sebagai mahluk berkesadaran sosial bersaing dan berkompetisi. Sehingga kompetisi menjadi salah satu sipat lahiriah manusia sebagai upaya mempertahankan kehidupannya. 

Manusia, menurut Murtadlo Munthahari adalah mahluk serba dimensi. Secara lahiriah hidup sudah mapan akan bisa merasakan hampa. Mereka akhirnya akan pergi mencari oase bernama spiritualisme guna mencari makna.

Perbedaan kebutuhan dan keinginan

Memahami kebutuhan dasar manusia memang sangat kompleks. Namun setidaknya kita bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Baca juga: Kiprah Ratu Pengasih Utusan Sultan Hasanudin dalam Penyebaran Islam di Pandeglang

Kebutuhan bersifat mengikat, sedangkan keinginan tidak bersifat mengikat. Perbedaan selanjutnya dari kebutuhan dan keinginan adalah keterikatannya pada manusia. Kebutuhan, terutama kebutuhan dasar memiliki sifat yang mengikat. Artinya, kebutuhan tersebut wajib atau harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup.

Sedangkan, keinginan tidak bersifat mengikat. Karena, jika suatu keinginan tidak dipenuhi, keberlangsungan hidup tidak terganggu selama kebutuhan tetap terpenuhi. Misalnya, kelangsungan hidup manusia akan terancam jika tidak makan. Namun, manusia tetap bisa hidup walau tidak bisa makan makanan yang ia inginkan dan hanya mengonsumsi makanan yang ada. 

Reporter: Galuh Malpiana 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *