Selamat Jalan “Kang Budi Euy” Sang Pendongeng Keliling, Cerita Mu Tetap Kekal

Chanel Banten, Jurnal – Inalilahiwainailahi rojiun, telah berpulang kaka kami di Bandung, R. Budi Sabarudin Bin R. Dedeng Usman Anggawijaya suami dari TehTitih Nugraha, pada Minggu 17 September 2023.

Kabar duka itu saya terima dari pesan broadcast WhatsApp dari nomor kontak Kang Budi di handpone saya, pada Senin 18 September 2023 malam. 

Baca juga: Polda Banten Ungkap Kasus Pengoplos Gas Subsidi di Lebak, Omset Puluhan Juta Per Hari

Kang Budi tutup usia sekira pukul 21: 00 WIB. Tempat rumah duka di Jln. Dalan Amung Sutarya No.4 RT2 RW6, Kelurahan, Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik-Kota Bandung (Parakansaat).

Kabar duka itu, tentu membuat saya sedih dan merasa kehilangan sosok sahabat. Semoga amal ibadah almarhum Kang Budi selama hidup diterima Allah SWT.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi, keikhlasan, kekuatan dan ketabahan lahir dan batin, Amin YRA.

Sempat bekerja di satu media

Saya mengenal Kang Budi ketika sama-sama bekerja di media surar kabar harian umum Fajar Banten, yang kemudian berubah nama menjadi Kabar Banten. 

Selama yang saya kenal, Kang Budi merupakan sosok yang baik, supel dan pandai dalam berkomunikasi. Bahkan, pada wartawan junior seperti saya sekalipun, ia tak sungkan memberikan ilmu dan pengalamannya.

Di Kabar Banten, kala itu Kang Budi mendapat tugas meliput di daerah Tangerang. Setahu saya maaf jika lupa tahun persisnya, antara tahun 2012-2013 Kang Budi resign dari Kabar Banten.

Pasca Kang Budi resign dari Kabar Banten. Cukup lama saya tak berkomunikasi dengan Kang Budi. Kemudian sekitar tahun 2015-an, saya kembali berkomunikasi lagi dengan Kang Budi.

Walaupun komunikasi kami hanya sebatas via WhatsApp. Namun lumayan intens. Beliau bercerita, pasca resign dari Kabar Banten, bahwa Ia sedang fokus menjalani aktivitas literasi mendongeng keliling. 

Bahkan, saat itu Kang Budi sempat menawarkan untuk bekerjasama dengan saya. “Luh (panggilan akrab Kang Budi kepada saya), di Lebak (daerah tempat tinggal saya) boleh lah kita buat acara dongeng di sekolah,” kata dia. “Boleh juga bang,” jawab saya.

Namun, obrolan rencana itu sayangnya tidak sampai terealisasi. Karena mungkin kesibukan masing-masing. Setelah itu, kami sudah jarang berkomunikasi lagi.

Tetap berkarya meski sakit

Lama kemudian, saya mendapatkan kabar Kang Budi sakit. Ia menderita penyakit stroke. Kang Budi sempat sembuh dan kembali berkarya lagi.

Selain mendongeng, Kang Budi yang panggilan belakangan ditambah “Euy”, tetap menyalurkan hasrat menulisnya.

Mengutip dari rri.co.id, Kang Budi Euy membuat program Sedekah Dongeng Keliling Nusantara. Tercatat dari 2016 sampai 2020.

Kang Budi  yang lahir di Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat itu, sudah keliling ke sembilan provinsi di Pulau Jawa dan sekitarnya, mulai dari Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Inalilahi, Seorang Pekerja Tewas Tertimpa Dinding Ambruk di TK Negeri Assalim Pandeglang

Kang Budi mengemas dongengnya dengan pendekatan teater, khususnya monolog. Dalam memerankan tokoh-tokoh dalam dongeng tersebut. Kang Budi kerap mempelajari buku Bermain Drama karya WS Rendra.

Hal yang membuat saya bangga, sekaligus menginspirasi dari sosok Kang Budi, ialah  sebuah kutipan kalimat yang ia sampaikan dalam sebuah wawancara di sebuah siaran radio.

Kalimatnya begini, “Saya menulis dan bercerita tak ingin menjadi siapa-siapa sebetulnya. Hanya ingin menebarkan kebaikan kepada banyak orang. Kalaupun tak jadi pendongeng hebat tidak masalah, tapi semangat menebar kebaikan yang saya hidupkan dalam diri saya,” kata Budi.

Selamat jalan Kang Budi Euy, cerita dongeng, karya dan kebaikan mu akan tetap kekal sahabat. *

Oleh: Galuh Malpiana
Penulis adalah wartawan warga Kabupaten Lebak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *