Bukan Sekadar jadi Juara, Tapi Semangat untuk Berusaha

Chanel Banten, Jurnal Sepekan sebelum turnamen sepakbola dimulai, anak saya Nizam Malpiana giat berlatih. Saking semangatnya, sebelum berangkat untuk berlatih ke lapangan Sekolah Sepak Bola (SSB) di salah satu stadion di daerah saya itu. Ia selalu mempersiapkan sendiri segala perlengkapan yang ia butuhkan.

Anak saya sendiri sudah tergabung di SSB itu hampir satu tahun lalu. Sejak bergabung di SSB itu, anak saya lebih memilih menjadi kiper. Padahal menurut saya postur tinggi anak saya itu kurang pas untuk jadi kiper. 

Tapi bagaimana orang itu keinginannya sendiri, tapi ya sudah lah. Saya sempat bertanya pada anak saya itu. “Zam (panggilan akrab anak saya), kenapa sih pilih jadi kiper, kan bisa saja jadi penyerang apa kek, postur badan kamu kan nggak pas karena pendek, kalau kiper kan idealnya tinggi”.

Jawaban pertanyaan itu ternyata diluar dugaan saya. “Nggak apa-apa yah pendek juga yang penting kan skill-nya. Lagian kiper itu enak loh yah, nggak usah lari ngejar-ngejar bola,” celotehnya sambil tersenyum.

Anak saya sekarang ini duduk di kelas 6 (enam) Sekolah Dasar, Ia sekarang ini memiliki dua adik perempuan. 

Hari turnamen tiba

Hari turnamen sepak bola akhirnya tiba dilaksanakan di hari libur sekolah tentunya. Jadwal pertandingan klub anak saya siang hari. Nah, saking semangatnya pagi buta dia sudah terbangung. Semua ia persiapkan sendiri.

Dalam turnamen itu klub anak saya kalah dengan klub lawan. Namun, Ia tidak merasa kecil hati, justru Ia berceloteh “Yah tanding itu bukan sekadar jadi juara, tapi bagaimana semangat untuk berusahanya,”. 

Meski pulang tanpa membawa medali, namun kami tetap merasa bahagia. Karena, nilai yang lebih penting dari sebuah kopmpetisi adalah proses perjuangannya. 

Oleh: Galuh Malpiana
Penulis adalah wartawan warga Kabupaten Lebak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *