Ilustrasi LEBAK – Aksi massa guru madrasah swasta di Kabupaten Lebak, Banten melakukan aksi unjukrasa damai ke Pemkab setempat batal digelar. Sedianya, aksi protes menuntut keadilan itu akan digelar pada, 3 November 2025.
“Betul, aksi massa dibatalkan. Aksi penyampaian aspirasi guru tetap dilakukan dengan audiensi terbatas bersama pihak pemerintah daerah setempat,” ucap Ketua Madrasah Center (MDC) Lebak, Deni Subhani, pada, Selasa 28 Oktober 2025.
“Tapi untuk audiensi belum jelas juga waktunya, baru tanggalnya saja, jamnya belum ditentukan,” ungkap Deni.
Sebelumnya, aksi massa direncanakan akan melibatkan sekitar 2.000 guru madrasah swasta dari berbagai kecamatan di Lebak. Mereka akan membawa keranda mayat, spanduk, dan selebaran sebagai simbol “matinya keadilan bagi guru madrasah swasta.”
Rencana tersebut sudah resmi diberitahukan ke pihak kepolisian melalui surat bernomor 092/MdC-PGIN/PADI/X/2025, yang diserahkan kepada Kapolres Lebak Cq. Kasat Intelkam pada Jumat (24/10/2025) lalu.
Namun, situasi berubah. Panitia aksi kini memilih jalur dialog dan audiensi dengan pemerintah Kabupaten Lebak. Ditegaskan Deni, pembatalan bukan berarti perjuangan berhenti.
“Kami tetap menuntut keadilan. Guru madrasah swasta punya peran besar dalam pendidikan, tapi sering luput dari perhatian anggaran,” tegasnya.
Menurutnya, tuntutan utama para guru adalah alokasi dana APBD Lebak untuk insentif guru madrasah swasta tingkat RA, MI, dan MTs. Mereka berharap audiensi nanti menjadi momentum bagi Pemkab Lebak untuk lebih serius memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidik madrasah.
“Kami ingin pemerintah membuka mata, bahwa guru madrasah juga pejuang pendidikan. Audiensi ini kesempatan bagi kami menyampaikan langsung suara yang selama ini diabaikan,” tambah Deni.
Tembusan surat aksi sebelumnya telah dikirimkan ke Bupati Lebak, Ketua DPRD Lebak, Kepala Kemenag Lebak, dan seluruh guru madrasah swasta se-Kabupaten Lebak.
Kini publik menunggu langkah selanjutnya, apakah audiensi ini menjadi titik balik perjuangan guru madrasah swasta di Lebak, atau sekadar penundaan dari aksi mereka kedepan. (*)
Tidak ada komentar