Warga Desa Karyajaya saat aksi tanam padi di jalan rusak/Juara MediaLEBAK – Kesabaran warga Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten menunggu pemerintah menepati janji memperbaiki jalan rusak di desa itu, menemui titik batas.
Sebagai bentuk kekecewaan, warga setempat melakukan aksi menanam padi di jalan rusak dan berlubang yang mirip “kubangan kerbau” itu, Kamis 5 Juni 2025.
Jalan yang rusak merupakan penghubung antara kecamatan Cimarga dan Kalanganyar. Kondisi jalan rusak sudah selama puluhan tahun.Pemerintah provinsi (Pemprov) Banten menjanjikan akan memperbaiki jalan itu pada tahun. 2025 melalui program Bangun Jalan Desa Sejahtera atau Bang Andra, namun hingga tahun 2025 tak juga diperbaiki.
“Udah lama jalan ini rusak, mungkin sudah 10 tahun. Namun jalan ini tak pernah diperbaiki pemerintah,” ucap seorang warga, Janah kepada wartawan, Kamis 5 Juni 2025.
Warga mengaku sempat senang dan lega karena jalan dijanjikan akan diperbaiki pemerintah pada tahu.2025. Namun hingga memasuki pertengahan tahun 2025 jalan belum juga diperbaiki.
“Padahal jalan ini akses utama warga penghubung antar kecamatan,” ucapnya.
Sementara, Kepala desa (Kades) Karyajaya, Ahmad Jaeni mengatakan, pemerintah desa tak memiliki anggaran yang cukup untuk .membangun jalan tersebut.
“Desa nggak mampu bangun jalan karena anggarannya tak mencukupi,” ujar Ahmad Jaeni.
Dia mengatakan, pada tahun 2024 Pemprov Banten menyanggupi untuk membangun jalan rusak itu. Pembangunannya direncanakan tahun 2025, namun sampai saat ini belum terealisasi.
Tayang di sistem informasi publik
Pada tahun 2024 lalu, sambung dia, pihak Pemprov Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banten sudah dua kali melakukan survei ke lokasi jalan rusak di desa.
“Malah di sistem informasi publik perbaikan jalan itu sudah ditayangkan. Anggarannya sekitar Rp 9 miliar,” kata Ahmad Jaeni dihubungi, pada Kamis 29 Mei 2025 lalu.
“Tapi kemudian, saya dapat info dari pihak DPUPR Banten anggaran pembangunan jalan di desa Karyajaya digeser, karena ada efisiensi anggaran,” ucapnya.
Jaeni mengaku heran, karena di sistem informasi publik rencana pembangunan di Desa Karyajaya dihapus, namun muncul di desa lain di Kabupaten Lebak.
“Heran tiba-tiba dihapus di sistem informasi publik, lalu muncul di desa lain. Soal itu tidak ada penjelasan dari pihak DPUPR Banten,” ujarnya.
Sementara hingga berita ini diterbitkan, wartawan masih berupaya mendapatkan klarifikasi terkait hal itu dari dinas terkait. Kepala DPUPR Banten, Arlan Marzan saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp tidak merespon.
Editor: Galuh Malpiana
Pos Terkait
Pos Terbaru
Tidak ada komentar