Ilustrasi LEBAK – Baru-baru ini, sebuah rekaman percapakan antara pihak yang mengklaim sebagai pemilik dan penyewa lapak di kawasan taman Ranca Lentah Balong, Rangkasbitung, Banten viral.
Viralnya rekaman percakapan itu lantas mengungkap fakta ke publik soal dugaan terjadinya transaksi sewa lapak ilegal yang selama ini sudah lama terjadi.
Dalam rekaman percakapan antara EV pihak selaku pengklaim pemilik dan AL penyewa lapak yang diterima wartawan, disebut bahwa ada kewajiban pembayaran sewa lapak selama setahun.
“Pak EL, EV ditelpon sama Disperindag, kata orang Disperindag, bu EV selesaikan aja sama pak ALl” ungkap EV pemilik atas nama awal lahan aset Disperidag tersebut dalam rekaman.
Masih dalam rekaman itu, terdengar EV juga menyebut bahwa tahun lalu tidak ada sewa. Namun EV menjelaskan baru tahun 2025 ini ada kewajiban sewa.
“Tahun ini ada sewa tapi bayarnya tahunan, tapi dibayar nya bulan Juni satu tahun, bulan Mei ini EV mau bayar. Tahun depan nya EV ditagih lagi di bulan Januari,” ujar EV.
“Iya tahun kemarin ngak ada sewa, baru tahu sekarang ada sewa kan,” kata EV.
EV mengaku sudah dipanggil pihak Dinas perindustrian perdagangan dan pasar (Disperindag) menyusul viralnya rekaman percakapannya sewa lapak itu.
“Orang Disperindag tanya, kok bayar sewa nya buat apa bu, sedangkan ibu belum bayar ke saya (Disperindag),” ucap Evi menirukan ucapan pihak Disperidag.
Persoalan itu ditanggapi pihak Disperindag. Kabid Perdagangan dan Pasar, Yani mengatakan, sewa lapak itu dibawah tangan tanpa sepengetahuan pihak Disperindag.
“Surat edarannya sebelum mereka itu sewa menyewa dibawah tangan, di Januari itu mereka tanpa sepengetahuan kita (Disperindag). Kita ngak tahu juga,” ucap Yani kepada wartawan.
Menurutnya, di tahun 2024 ke belakang tidak ada sewa menyewa. Kemudian baru ada edaran di bulan Februari 2025 tentang kewajiban sewa lapak yang harus bayar.
“Maka ibu EV janji mau bayar nya bulan Mei sekarang, jadi mereka mah transaksi dibawah tangan. kita mah ngak tahu dan memang sebelum ada surat edaran itu kita ngak pernah memungut sewa disana,” kata Yani.
Menurutnya, pihak sudah audiensi terkait persoalan itu. Ia menyayangkan pihak penyewa tetap mau membayar sewa kepada EV meski tahu lapak itu milik Disperindag.
“Kenapa mau dibohongin oleh orang. Inimah ada keles diantara mereka, baru muncul kepermukaan,” imbuh Yani.
Ditanya, apakah boleh penyewa menyewakan kembali ke pihak lain. Menurut Kabid, data awal di Disperidag yang punya MOU dengan Pemkab atas nama EV.
“Kalau penyewa udah ada perjanjian (MOU), misal nya gini. Kalau bayar itu ada MOU nya, tidak boleh. Karena dia udah sewa ke Pemda, kalau ngak diisi lagi, kembalikan ke Pemda.”imbuh Yani.
“Data awal yang ngisi itu EV. Itu kan sewa menyewa mereka, pak AL ngak pernah ada konfirmasi ke kita, kalau dia mau menyewa di bu EV. Dugaan kita ada keles diantara mereka baru mencuat,” ucapnya.
Editor: Galuh Malpiana
Pos Terkait
Pos Terbaru
Tidak ada komentar