PLN Tagih Pelanggan Meninggal Terus Tuai Kritik, King Badak: Tak Punya Empati
Ketua Badak Banten Perjuangan, Eli Sahroni/Dok. Chanel Banten LEBAK – Kebijakan pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Rangkasbitung, Banten menanggih tunggakan listrik pada pelanggan yang sudah meninggal terus tuai kritik.
Menurut Ketua umum Badak Banten Perjuangan (BBP), Eli Sahroni, kebijakan PLN menangih tunggakan pelanggan yang sudah meninggal sangat tidak manusiawi dan memiliki rasa empati.
“Tak ada empati sama sekali. Padahal jika seseorang tersangkut utang piutang dan orangnya meninggal saja kan dianggap lunas,” ujar Eli, Jumat 18 April 2025.
Selain itu, Eli yang akrab disapa King Badak itu juga menyoroti soal proses penangguhan yang tak profesional. Di mana surat tagihan belum di cap stempel dan tanda tangan manajemen, namun sudah dikirim ke pelanggan.
“Ceroboh dan tidak profesional. Menunjuk kerja asal dan tak ada rasa tanggungjawab,” ucapnya.
Lakukan aksi demo
Ia juga mempertanyakan mengapa penagihan listrik tidak dilakukan sejak awal, tetapi malah hampir 3 tahun kemudian baru dilakukan penagihan.
“Kenapa penagihan listrik tidak dilakukan sejak waktu dulu? Ini sudah hampir 3 tahun baru ditagih” ujarnya.
Pihaknya dalam waktu dekat akan aksi protes dan membirukan kantor PLN Cabang Rangkasbitung dan UP3 Banten Selatan sebagai bentuk protes atas keluhan warga yang dirugikan.
“Kami tidak akan diam melihat ketidakadilan ini dan akan terus menyuarakan aspirasi warga,” tegas Eli Sahroni.
Editor: Galuh Malpiana
Pos Terkait
Pos Terbaru
Tidak ada komentar