
Ilustrasi dokumentasi kondisi sawah di Cisangu sebelum dibangun Tol tahun 2017/Chanel Banten
Chanel Banten – Sejauh mata memandang area persawahan sekitar 600 hektar di Desa Cisangu, Kecamatan Kabupaten Lebak, Banten kini hanya terlihat hamparan air. Hijaunya daun padi dan menguning saat memasuki masa panen kini jadi pemandangan asing.
Spekulasi yang berkembang, penyebab hilangnya habitat makanan pokok warga Indonesia di daerah itu, karena dampak pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan).
Baca juga; Spekulasi Banjir di Cibadak Dampak Tol Serpan, Wika: Upaya Mitigasi Sejak Fase Desain
Namun spekulasi itu dibantah pihak PT. Wijaya Karya (Wika) Serpan. Menurut pihak Wika, fenomena banjir menelan area persawahan di daerah itu bukan dampak pembangunan Tol, namun sudan terjadi jauh sebelumnya.
Sawah di daerah itu, kini sudah masuk dalam katagori lahan tak produktif. Karena area yang dahulu kalah jadi berkah bagi petani kini hanya berupa hamparan air bah.
Anggota DPRD Lebak dari Komisi 2, Ijah Hodijah mengaku prihatin area persawahan di Desa Cisangu yang dulu jadi andalan petani kini lenyap jadi lahan tak produktif karena digenangi air bah.
“Prihatin melihat kondisi sawah seperti itu. Lahannya kini jadi tak produktif,” ujarnya politisi PDI Perjuangan tersebut.
Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 200 hektar sawah di daerah itu yang lenyap. Kondisi itu jelas berdampak terhadap penghidupan petani yang sebelumnya jadi penggarap.
“Bisa dibayangkan seperti apa dampak ekonominya,” ujarnya.
Baca juga: Menjaga Martabat Perss, Etika Jurnalis dan Kepercayaan Publik
Karenanya, ia berharap, agar semua pihak segera mencarikan solusi atas kondisi tersebut. Sebab, bisa dibayangkan area pertanian di daerah itu kelak hanya akan jadi sebuah cerita bagi generasi mendatang.
“Kesibukan petani dan suburnya sawah di daerah itu nanti hanya akan jadi cerita. Pemerintah harus segera cari solusi,” ujarnya.
Penulis: Muhammad Ubik l Editor: Galuh Malpiana