Chanel Banten – Alam semesta masih diselimuti misteri. Manusia dengan alam pikirannya sudah sejak lama berusaha mengungkapnya.
Sebelum mengenal Sains, alam pikiran manusia baru hanya dapat menangkap penjelasan dari gejala alam, kepercayaan serta mitos. Bahkan, kekuatan supranatural dianggap penyebab gejala alam.
Pada akhirnya manusia memasuki era modern, dimana Sains berkembang pesat di sekitar abad ke 16 dikenal dengan revolusi ilmiah di Eropa. Diera itulah mulai mempelajari keteraturan alam yang dikaitkan dengan metode ilmiah.
Baca juga: Manusia dalam Kompleksitas Kebutuhan dan Kompetisi Hidup
Teori tentang alam semesta yang paling terkenal salah satunya diungkap fisikawan dan matematika, Albert Einstein. Ia percaya bahwa alam semesta memiliki struktur dan tata tertib yang teratur dan dapat dipahami melalui hukum-hukum fisika.
Selain menunjukkan pola atau bentuk keteraturan yang terjadi di alam semesta, keteraturan alam juga memiliki makna keseimbangan dan memberikan efek artistik dari segi visual.
Selain itu, sains juga mencoba berupaya mengungkap kemungkinan adanya kehidupan diluar planet Bumi. Namun, Bumi yang kita tinggali diketahui masih satu-satunya tempat yang memiliki kehidupan.
Peradaban pola pikiran manusia
Pertanyaan terhadap misteri semesta membuka cakrawala peradaban pola pikiran manusia. Pola pikir otak manusia bersifat menciptakan gambaran dan khayalan.Namun, kinerja otak manusia yang dianugerahi menentukan mimpi-mimpi melekat pada gen, ia tak bisa untuk diberi prosesor tambahan.
Baca juga: Ini Manfaat Mendongeng pada Anak, Salah-satunya Mengembangkan Kemampuan Berpikir
Pandangan dari teks dan konteks yang telah dibaca membuka cara setiap insan manusia berpikir kritis, lalu menyerapkannya dalam dialektika dan retorika serta mencoba menyelan sedalam-dalamnya.
Perkembangan informasi yang bergerak tanpa batas, membuat akses bagi setiap individu menambah literatur tentang narasi penguasaan kosakata, lalu mengaplikasikannya dengan nyata.
Reporter: Galuh Malpiana
Editor: Galuh Malpiana