Ilustrasi kekayaan dan uang/Sumber: Pngtree Oleh: Galuh Malpiana
Jurnalis, Komikus dan menyukai sastra
Tulisan ini sepenuhnya jadi tanggung jawab penulis, tidak mewakili pandangan redaksi
Hal menarik pada buku The Psyshology of Money, yaitu kutipan keberuntungan dan risiko adalah saudara kandung. Keduannya adalah realitas, bahwa semua hasil dalam hidup dipengaruhi kekuatan-kekuatan selain usaha.
Kutipan lain adalah percakapan antara Kurt Bonnegut seorang miliarder dengan kawannya Josep Heller dalam novel populernya Cath-22. Di mana, Josep Heller yang merupakan seorang manajer dana lindung bertanya kenapa mendapat lebih banyak uang dari semua yang didapat Heller?.
Namun, apa yang disampaikan Heller menjawab ungkapan Kurt Bonnegut diluar dugaan. Heller hanya menjawab dengan kalimat sederhana: “Ya, tapi saya punya sesuatu yang dia tidak akan punya, yaitu rasa cukup” ucap Heller.
Rasa prestasi yang timbul demikian itu, karena kita hanya terjebak dalam angka-angka semata. Kita memang perlu realistis, termasuk statistik dalam angka-angka juga memang diperlukan. Kita bekerja keras membangun kekayaan dengan kemampuan strategi yang dimiliki. Tujuannya agar kita sejahtera bukan, tidak menghadapi kesulitan atau bahkan ekstrimnya jatuh dalam lubang kemiskinan.
Namun mengutip kalimat lainnya dalam buku The Psyshology of Money, sebagai resensi pada tulisan saya berikut ini tak kalah lebih penting, yaitu nilai kekayaan itu relatif terhadap apa yang kita butuhkan. Jadi kekayaan itu sendiri adalah relatifitas, ia hanya sebuah paradoks.
Saya juga sangat tersentuh dengan kalimat lainnya. Pertama yaitu usahakan bersikap rendah hati ketika keadaan baik dan memaafkan atau welas asih ketika keadaan buruk. Kedua kelola yang Anda dalam cara yang membuat Anda bisa tidur pada malam hari dan gunakan uang untuk mendapatkan kendali atas waktu Anda.
Kerja keras kita membangun kekayaan akan sia-sia, jika sebaliknya uang dan kekayaan itu malah mengendalikan atau bahkan membentuk perilaku kita kepada hal yang negatif. Uang itu sendiri adalah nasihat yang tak selalu kita sadari.
Uang dan kekayaan bagi saya hanyalah sebuah paradoks. Ia akan menjadikan dua mata pisau atau akan meningkatkan kualitas hidup kita. Kita perlu bijak dan mawas diri, uang dan kaya memang perlu untuk keberlanjutan hidup kita. Tapi hal yang terpenting uang dan kekayaan kita harus berdampak manfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar kita.
Semoga dalam segala keterbatasan ruang pikiran saya, tulisan ini sedikitnya bisa memberikan manfaat. Wasalam**
Tidak ada komentar