Chanel Banten, Lebak – Munculnya figur yang digadang-gadang layak maju dalam Pilkada Lebak 2024 mendatang, diharapkan tidak hanya sebatas gimmicik.
Seyogyanya, figur muncul dan dimunculkan harus yang benar-benar serius dan memiliki kriteria dan indikator yang mumpuni.
Baca juga: Tahapan Pilkada Lebak 2024, KPU Lebak Buka Rekruitmen Pemantau Pilkada
Tokoh Relawan politik Banten, Arwan menilai, diera distrupsi atau era lompatan sekarang ini platform informasi digital sangat banyak. Karenanya, setiap orang mudah dimunculkan atau memunculkan diri figur yang layak maju dalam bursa Pilkada.
“Itu memang hal yang wajar dan sah-sah saja, dan tentu ada sisi positifnya juga,” ujar Arwan, Jumat 8 Maret 2024.
Ia melihatnya ada dual hal terkait itu, pertama sisi positifnya. Menurutnya, munculnya berbagai figur dari berbagai kalangan manapun mencirikan bahwa masyarakat sudah mulai bergeliat memantaskan diri untuk berlomba-lomba memunculkan diri ikut bursa Pilkada.
“Artinya ini menandakan masyarakat sudah mulai menggeliat berani memunculkan diri,” ujarnya.
Hal lainnya, ujar dia, lunturnya trah Mulyadi Jayabaya (JB) mengindikasi masyarakat sudah mulai berani bermunculan diri. Indikatornya karena kalahnya trah JB dalam Pemilu 2024.
“Itu saya kira menjadi salah satu indikator keberanian masyarakat mulai memunculkan diri,” ujarnya.
Selain itu, ujar dia, ada hal lain yang menyatakan ini momentumnya yang pas, sehingga masyarakat yang dimunculkan, seperti ada Ade Sumardi, Maman Suparman, Akhmad Jazuli, Ade Rosi, Eli Sahroni dan banyak lagi lainnya.
Baca juga: Sudah Punya Rasa, Risya-Aan Diprediksi Bakal Kawin di Pilkada 2024 Pandeglang
“Sisi positif lainnya, mengindikasikan masyarakat merasa merdeka dalam momentum ini. Namun, saya anggap dari sekian banyak figur yang dimunculkan dari sisi keseriusan hanya 60-70 persen,” ujarnya.
Namun sisi negatifnya, tambah dia, ini menjadi sesuatu hal yang salah kaprah, dianggap main-main. Karena tentunya untuk menjadi seorang pemimpin harus banyak indikator, pertama yaitu harus memiliki kredibilitas, popularitas dan insitas.
“Figur yang serius itu, wajib memiliki ke indikator itu, termasuk mempersiapkan kos infrastruktur politiknya,” ujar Arwan.
Reporter: Galuh Malpiana