Chanel Banten – Pasti kita pernah merasa terpukau saat mendengar seseorang sedang berbicara?. Begitu juga saat membaca tulisan dari sebuah buku novel karya penulis terkenal.
Itu karena, bahasa yang disampaikan lewat lisan maupun tulisan itu tak hanya untuk dipahami sebagai alat komunikasi, namun juga seni yang bisa dinikmati.
Baca juga: Menjaga Martabat Perss, Etika Jurnalis dan Kepercayaan Publik
Sejarah pasti asal-usul bahasa sendiri sejauh ini masih misteri. Namun dari beberapa perkiraan dan teori, sejarah bahasa berlangsung seiring dengan sejarah manusia. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa bahasa muncul sekitar 3000 SM.
Dikutip dari laman Bobo.id, Noam Chomsky mengatakan, bahasa muncul sekitar 60.000 hingga 100.000 tahun yang lalu di Afrika. Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahasa yang digunakan di dunia.
Sebelum bahasa ditemukan, diperkirakan manusia berkomunikasi menggunakan suara-suara yang dihasilkan oleh mulut dan melalui gerakan tubuh saja.
Karya sastra
Seiring kemajuan peradaban, bahasa terus berkembang tak hanya sebatas alat komunikasi namun juga seni. Seni menulis bisa dilihat dari karya satra yang memiliki beberapa fungsi, yaitu kreatifitas, estetis, moralitas, sosial dan budaya.
Bukti keindahan bahasa lewat seni menulis juga bisa dinikmati dari karya-karya klasik sastra yang mampu bertahan dalam sejarah peradaban modern.
Seni menulis juga bisa dikenal dalam beberapa sejarah peradaban lainnya, seperti kaligrafi dan tipografi. Seni menulis ini adalah penggunaan huruf-huruf dalam sebuah desain yang menarik dan indah.Tentang seni menulis, tentu tak terlepas dari sejarah pertamanya yaitu Aksara Paku yang merupakan aksara pertama yang diciptakan manusia berasal dari Sumeria Kuno dan sekitarnya. Aksara atau tulisan bahkan penemuan paling berpengaruh dalam peradaban manusia.
Retorika seni berbicara
Perkembangan komunikasi bahasa lainnya yaitu seni berbicara atau retorika. Keterampilan berbicara atau public speaking diera modern sekarang ini merupakan cara komunikasi yang efektif dalam membantu hubungan sosial masyarakat maupun relationship.
Tokoh filsuf dunia Aristoteles merupakan tokoh pencetus retorika yang jadi salah satu karya terbesarnya. Bahkan karya itu banyak dilihat sebagai studi tentang psikologi khalayak yang sangat bagus.
Baca juga: Lapor! Galian Tanah di Sekitar Exit Tol Rangkasbitung Beroperasi Lagi, Tanah Berceceran Dijalan
Aristoteles dinilai mampu membawa retorika menjadi sebuah ilmu, dengan cara secara sistematis menyelidiki efek dari pembicara, orasi, serta audiensnya. Orator sendiri dilihat oleh Aristoteles sebagai orang yang menggunakan pengetahuannya sebagai seni. Jadi, orasi atau retorika adalah seni berorasi.
Aristoteles melihat fungsi retorika sebagai komunikasi ‘persuasif’, meskipun dia tidak menyebutkan hal ini secara tegas. Meskipun begitu, dia menekankan bahwa retorika adalah komunikasi yang sangat menghindari metode yang kohersif.
Penulis/editor: Galuh Malpiana
Referensi: berbagai sumber