MUSUH utama bangsa atau negara adalah kemiskinan dan kebodohan, begitu kesepakatan secara logika faktual maupun alam bawah sadar kita.
Kemiskinan dan kebodohan, meskipun sulit dan butuh waktu yang panjang, tetap ada upaya, ikhtiar meskipun ada batas minimalnya, ada upaya keberlanjutan dan kadang terlihat atau terukur tingkat kemajuannya. Yang justru amat sangat sulit bagi kita untuk menyelesaikan, apalagi menuntaskannya, musuh utama selain kemiskinan dan kebodohan adalah kaum oligarki, mereka menguasai dengan handal generasi kita yang malah tidak miskin dan tidak bodoh.
Oligarki berada di hampir setiap masyarakat dan negara, apapun sistem atau bentuk masyarakat atau negara itu, pada bangsa yang berorientasi ideologi komunis, sosialis, apalagi kapitalismeliberalisme. Bayangkan, di negeri kita sendiri yang ”gemah ripah loh jinawi’ dan ‘tata tentrem
kerto raharjo”, ditengarai ada seseorang yang masuk kelompok oligarki, tepatnya anggota ‘gank of sembilan dragons’ tak tersentuh hukum, siapapun Presiden RI-nya.
Konon kabarnya bahwa aparatur negara dan utamanya aparatur keamanan negara, kaum oligarki turut membantu menjalankan bisnis negara secara formal maupun ilegal bahkan secara langsung mengelola sumber daya alam atau kekayaan negara lainnya.
Anatomi oligarki adalah konsep yang menjelaskan struktur, hubungan dan dinamika kelompok kecil orang yang memegang kekuasaan dominan dalam suatu masyarakat atau negara.
Istilah “oligarki” berasal dari bahasa Yunani kuno : ‘oligos’ (sedikit) dan ‘arkho’ (memerintah), yang berarti pemerintahan oleh segelintir orang, berikut adalah komponen dan karakteristik utama dari kaum oligarki:
1. Struktur kaum oligarki
Elite Ekonomi: Mereka yang menguasai sumber daya ekonomi, seperti pemilik perusahaan besar, konglomerat dan investor besar.
Elite Politik: Orang yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan, baik melalui jabatan resmi maupun pengaruh informal.
Jaringan Sosial: Hubungan kuat antara elite ekonomi, politik dan media yang menciptakan jaringan kekuasaan yang saling menopang.
2. Karakteristik oligarki
Konsentrasi kekayaan dan kekuasaan: Sejumlah kecil individu atau keluarga mengendalikan sebagian besar kekayaan negara.
Pengaruh politik yang kuat: Oligarki mempengaruhi kebijakan publik untuk melindungi kepentingan mereka.
Kontrol media: Media sering digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik dan memperkuat posisi mereka.
Nepotisme dan koneksi: Kekuasaan sering diwariskan atau disebarkan melalui jaringan keluarga dan teman dekat.
3. Ciri-ciri Negara dengan Oligarki Ketimpangan sosial yang tinggi:
Jurang yang besar antara kaum kaya dan miskin.
Institusi lemah: Lembaga-lembaga demokrasi yang lemah dan mudah dipengaruhi oleh kekuatan uang.
Korupsi: Praktik suap dan korupsi sering menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan dan melanggengkan kekuasaan.
4. Contoh Oligarki dalam Sejarah dan Kontemporer
Rusia Pasca-Soviet: Sejumlah kecil oligarki kaya menguasai industri utama, seperti energi dan telekomunikasi.
Indonesia: Era pasca- Orde Baru menunjukkan beberapa indikasi pengaruh oligarki dalam bisnis dan politik.
5. Perbedaan dengan ‘Plutokrasi”
Oligarki berfokus pada kekuasaan kelompok kecil, yang bisa berupa politikus atau pengusaha, sedangkan plutokrasi lebih spesifik pada kekuasaan yang dimiliki oleh orang-orang kaya.
Dampak Oligarki: Meningkatkan ketimpangan dan menghambat mobilitas sosial, melemahkan demokrasi karena kebijakan publik cenderung melayani kepentingan ‘oligarki’.
Penanganan terhadap oligarki membutuhkan penguatan institusi demokrasi, pengawasan yang lebih baik dan kebijakan redistribusi kekuasaan dan pembangunan yang adil dan merata untuk mengurangi ketimpangan kekayaan.
Refrensi/sumber: sebagian dikutip dari sumber chat GPT
Oleh: H. Lukman Hakim
Rakyat jelata tinggal di Tigaraksa juga staf pengajar PPKn SMAN 6 Kabupaten Tangerang