CHANEL BANTEN – Massa dari mahasiswa, kaum buruh dan petani di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, berunjuk rasa di depan kantor Bupati Lebak, Kamis 3 Februari 2022.
Dalam aksi itu, massa menutut Pemkab Lebak segera melakukan normalisasi sungai Cimarga dan sungai Cirahong yang mengalami pendangkalan dampak dari galian pasir tersebut.
Baca juga: Kritisi Soal Limbah Tambang Pasir di Cimarga, Mahasiswa Demo DLH Lebak
Koordinator aksi, Ahmad Basuki mengatakan, sebelum menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Lebak, massa melakukan Istighotsah terlebih dahulu.
Akibat dampak limbah galian, lahan pesawahan milik petani yang biasanya menghasilkan 5 (lma) ton per sekali panen dalam 1 hektar. Sekarang, setelah terdampak oleh galian pasir, panen yang dihasilkan hanyalah 5 kwintal saja.
“Dampak limbah galian sangat merugikan masyarakat. Karena itu, kami masyarkat Desa Mekarjaya akan terus berjuang untuk mendapatkan haknya,” ujarnya.
Dalam kurun waktu sekitar 6 (enam) tahun, para petani warga di Desa Mekarjaya tidak merasakan hasil panen yang maksimal. Itu karena, lahan pertanian warga tersebut tertutup limbah galian pasir sampai mencapai ketinggian 4 meter.
Informasi yang berhasil dihimpun Chanel Banten, dari Sardan salah satu relawan tim limbah Desa Mekarjaya, pesawahan yang terdampak oleh limbah galian tersebut kurang lebih 100 hektar.
“Dari sekian tahun itulah, para petani di Desa Mekarjaya banyak yang mengeluh tanpa berpenghasilan,” katanya.
Baca juga: APSI DPW Lebak Berikan Bantuan Pembangunan Mesjid Ar-Rahman Cileweung
Menurut Sardan, hal tersebut sudah berlarut untuk dibiarkan, dan kalau hal ini dibiarkan akan meluasnya lahan pesawahan yang terkena dampak timbunan limbah galian pasir, dan semakin banyak pula petani yang akan kelaparan.
“Tanah milik warga semakin banyak yang tertimbun oleh limbah galian pasir, semakin banyak pula petani yang kehilangan penghasilan dari pertanian, mengadu ke pemerintah kabupaten juga lambat dalam penangan masalahnya,” kata Sardan yang akrab di sapa Bah Acit.
“Jika masalah ini masih tetap tidak ditanggapi oleh pihak pemerintah daerah kabupaten, kami akan mengadakan unjuk rasa lebih banyak lagi mendatangkan warga. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kami akan dapat bantuan massa dari beberapa desa lain yang terkena dampak galian pasir,” pungkas Bah Acit.
(Otang Sunarya/M. Ubik)
9 komentar