CHANEL BANTEN – Puluhan mahasiswa, yang tergabung dalam Kumpulan mahasiswa Lebak (Kumala) beserta masyarakat, berunjuk rasa di depan kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak, Kamis 20 Januari 2022.
Dalam aksi itu, pengunjuk rasa mengkritisi soal dampak limbah tambang pasir di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, yang dinilai mencemari lingkungan, khususnya area persawahan milik petani.
Baca juga: Kerugian Akibat Gempa di Lebak Ditaksir Rp 5 Miliar
Korlap aksi, Juanda dalam orasinya menegaskan, selama hampir 4 (empat) tahun terakhir, sebagian petani di Desa Mekarjaya kerap gagal panen. Hal itu salah satunya diakibatkan dampak limbah tambang pasir.
“Para petani merasa dirugikan, karena akibat limbah tambang pasir tanaman padi milik mereka jadi gagal panen,” ujarnya.
Pengunjuk rasa mendesak, DLH Lebak segera bertindak terhadap pengusaha tambang pasir nakal yang tidak memperhatikan limbah. Karena, hal itu selain merusak lingkungan jelas merugikan masyarakat.
Baca juga: Berantas Peredaran Obat Terlarang, Didi Perank Lebak: Kita Siap ‘Jihad’
“Area lahan pertanian yang terdampak limbah galian pasir sekitar 8,7 hektare.
Petani yang biasanya menghasilkan sekitar 5 ton padi hasil panen, kini merugi akibat dampak limbah itu,” katanya.
DLH harus segera mengambil tindakan, guna menormalisasikan lahan pesawahan dan jalan yang terdampak galian.
“Jika tidak ditanggapi tuntutan kami, maka kami akan melakukan aksi yang lebih besar,” ujarnya.
(Otang Sunarya)
Komentar
3 komentar