Menguak Sejarah Berdirinya Tugu Romusha di Kecamatan Bayah

CHANEL BANTEN.com – Dilintas jalan raya Bayah- Malingping KM 1, tepatnya di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, terdapat salah satu tugu dengan tinggi sekitar 3 meter yang berbentuk limas segi empat.

Entah sejak kapan awal mula dibangunnya Tugu monumental, yang berada tidak jauh dari pusat pemerintahan kecamatan Bayah itu.

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pulo Manuk yang Dihuni Monyet

Menurut warga sekitar, Tugu itu biasa juga disebut Tugu perjuangan Tan Malaka atau dikenal dengan Tugu Romusha. Tugu tersebut menjadi saksi sejarah adanya perjuangan rakyat sejak tahun 1943-1944 sebelum masa Kemerdekaan Indonesia 1945.

Tugu Romusha merupakan salah satu monumen sejarah yang dibangun untuk mengenal adanya peristiwa Romusha. Romusha adalah para pekerja yang dipaksa tanpa diberikan upah, namun hanya dibayar siksaan kalau tak menurutinya para penjajah pada waktu itu menduduki Propinsi Banten.

Baca juga: Ini Alasan Wisata Pantai Lippo Carita Jadi Tempat Favorit bagi Wisatawan

Kebaradaan Tugu Tan Malaka setinggi tiga meter yang berbentuk limas segi empat dibangun pada 1946 untuk mengenang 93 ribu warga pribumi yang tewas menjadi romusha dan dipaksa membangun jalur kereta api Saketi-Bayah sepanjang 90 kilometer pada zaman Jepang. Jalur itu untuk memperlancar upaya eksploitasi batubara.

Sementara peninggalan jalur kereta, stasiun, ataupun tempat parkir lokomotif yang berlokasi di Pantai Pulomanuk tak tersisa lagi. Bekas stasiun hanya meninggalkan puing-puing pondasi yang dipenuhi ilalang; Bersambung. (Odil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *