Foto: budayanesia.com
CHANEL BANTEN.com – Suku adat Baduy di Kabupaten Lebak, Banten belum lama ini melaksanakan tradisi Seba Baduy.
Tradisi Seba Baduy dilaksanakan setahun sekali, tepatnya setelah tradisi adat Kawalu, dimana masyarakat Baduy berpuasa selama tiga bulan lamanya.
Namun, dalam dalam ulasan ini, kita tidak akan membahas mengenai Seba Baduy, melainkan mengulas seputar baju suku adat Baduy dan aksesorinya.
Baca juga: Seperti Ini Suasana Seba Baduy 2021 di Tengah Pandemi Covid-19
Dikutip dilaman Budayanesia, metode pembuatan pakaian yang dikenakan adat suku Baduy dilakukan dengan cara di jahit menggubakan tangan. Pakaian suku Baduy dalam juga sebagian besar, tidak memiliki detail seperti kerah baju, saku, maupun kancing.
Sedangkan, Baduy Luar sebagian sudah sudah dibuat dengan cara modern, yaitu dijahit dengan mesin.
Warna kain pakaian untuk Baduy Luar lebih dominan, warna hitam dan biru. Sementara, suku Baduy Dalam dominan warna putih. Warna kain putih (Baduy Dalam) melambangkan kesucian suku yang tidak terpengaruh oleh budaya luar yang dapat merusak budaya asli.
Adat suku Baduy juga memiliki kain batik dengan corak bertemakan alam dengan warna perpaduan dasar hitam dan biru. Warna tersebut melambangkan kecintaan suku terhadap alam. Corak batik, misalnya motif belimbing, tapak kebo, merak, dan keong.
Nama Pakaian
Pakaian khas suku Baduy memiliki beberapa nama atau istilah serta macam jenis dibedakan berdasarkan fungsinya dan dibedakan berdasarkan siapa pemakainya.
Untuk pakaian adat suku Baduy Luar disebut baju Kampret. Pakaian ini berwarna hitam dan bentuknya berubah-ubah disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Hal ini bisa dilihat dengan adanya saku dan kancing.
Aksesoris yang dikenakan yaitu ikat kepala batik khas Baduy. Ikat kepala itu biasanya berwarna biru.
Sedangkan, nama baju adat suku Baduy Dalam adalah Jamang Sangsang yang artinya penutup tubuh yang digantungkan pada pundak. Pakaian ini berwarna putih, karena melambangkan kemurnian budaya.
Jamang Sangsang terbuat dari kain yang ditenun dari kapas 100%. Pakaian tersebut dijahit tangan, berlengan panjang, dan tidak memiliki kancing maupun saku.
Untuk bawahannya, warga suku Baduy Dalam memakai sarung biru tua ataupun hitam yang dililitkan, sehingga berbentuk seperti celana.
Pakaian Perempuan Baduy
Berbeda dengan laki-laki, para perempuan suku Baduy tidak mengenakan baju Kampret maupun Jamang Sangsang. Dalam kesehariannya, mereka mengenakan sarung yang dililitkan pada dada.
Sarung itu biasanya panjang sampai tumit dan berwarna dasar biru atau hitam. Jika bepergian, mereka biasanya mengenakan kebaya, sarung yang diikat dengan kain, dan selendang.
Demikian ulasan jenis pakaian suku adat Baduy.
Penulis: Galuh Malpiana l Editor: Yudha
Sumber: budayanesia.com